Ranjau Sinkretisme, Salah Satu Pangkal Kesesatan Umat Manusia
Sinkretisme[1] itu
bahaya banget loh. Ujung-ujungnya bisa
melahirkan agama baru. Mungkin ini salah satu alasan, mengapa Rosululloh
Sholallohu ‘alaihi wasallam senantiasa mengulang-ulang peringatan tentang larangan berkreasi dalam ibadah dan
mengadopsi tradisi-tradisi di luar Islam.
Misalnya, coba lihat di daerah
Punj-aab (Punjab) India-Pakistan, menjelang abad ke-16 Masehi muncul agama baru
bernama “Sikhisme” atau “agama Sikh”, buatan Guru Nanak. Konon, Guru Nanak
adalah orang Hindu yang sangat terinspirasi oleh ajaran Islam[2]. Menyaksikan agamanya yang makin banyak
mengalami editan dan pembaharuan, Guru Nanak pun akhirnya membuat agama baru
dengan memadukan antara agama Islam dan Hindu.[3] Walaupun
mereka tidak akan mengakui bahwa agamanya adalah agama perpaduan Islam-Hindu.
Saking terpengaruhi oleh ajaran
Islam, inti ajarannya lebih banyak menjiplak ajaran Islam daripada agama dasar
pemeluknya, yaitu Hindu. Di antaranya: agama ini hanya mempercayai satu tuhan
atau monotheisme, penghapusan kasta, diharamkan menyembah berhala, tidak ada
kelas-kelas pendeta atau pun hirearki agama, dilarang memakai ganja dan
sejenisnya, derajat manusia dihadapan
Tuhan adalah sama. Guru Agama Sikh adalah Guru Nanak dan sepuluh Guru Besar
berikutnya.[4] Saat ini jumlah penganut agama Sikh telah mencapai sekitar 16 Juta orang, dan menjadi agama terbesar ke-6 di dunia.
Ada satu fakta lagi. Agama Sikh ini sering
dikait-kaitkan dengan agama Syi’ah karena beberapa kesamaan di antara kedua
agama ini, di antaranya kesamaan yang paling menonjol, kedua agama ini
sama-sama mengadopsi beberapa kepercayaan Islam. Selain itu, dalam riwayat yang
sangat kuat Al-Khumaini, seorang Imam Syi’ah modern yang berhasil menciptakan
revolusi agama Syi’ah di Iran, menyatakan sendiri dalam kitabnya, bahwa ia
adalah keturunan dari para penganut agama Sikh,[5] dan
bukan berasal dari keturunan Ahlul Bait. Terdapat pula kesamaan antara
lambang agama Sikh dengan lambang bendera Iran setelah revolusi yang
seakan-akan membentuk lafazh Allah. Mari kita lihat kedua lambang benderanya!
Sedangkan sebelum revolusi Syi'ah, bendera Iran adalah seperti ini:
Imam Syi'ah Al-Khumaini menulis dalam kitab
Syarh Du’a Sihr, bahwa dia adalah keturunan orang India. Dia menamai dirinya sendiri dengan
“As-Sayyid Ruhullah bin Musthafa Al-Khumaini Al-Hindi”. Al-Hindi berasal dari
kata India dalam bahasa Arab.[6]
Tempat Ibadah Para Pemeluk Agama Sikh, sekilas mirip dengan Masjid.
Itulah bahaya sinkretisme, dapat membuat agama-agama baru. Dan si pembuat agama akan mempertanggungjawabkan dosa-dosa semua pengikutnya. Na'udzubillahi min dzaalik. Semoga kita semua senantiasa berada dalam kemurnian ajaran Islam yang tidak tercampur sedikit pun dengan tradisi di luar Islam, dan semoga kita tidak terjebak dalam ranjau sinkretisme atau aliran-aliran sesat yang mengaku sebagai ajaran Islam yang murni. Karena betapa banyak penyesatan terhadap umat manusia yang berawal dari virus sinkretisme ini. Mungkin dapat dikatakan bahwa sinkretisme adalah salahs satu pangkal kesesatan umat manusia.
Wallohu a'lam. Semoga tulisan ini dapat membuka pintu hidayah bagi kita semua. Aamiin ya Robbal 'Aalamiin.
Salam, Abu Hizqiyal Khalid Al-Ghafiqhie, S.Pd.I.
Salam, Abu Hizqiyal Khalid Al-Ghafiqhie, S.Pd.I.
[2] http://prabukalianget.blogspot.co.id/2013/12/1-sikhisme-bukan-perpaduan-agama-hindu.html,
alinea ke-3
[5] https://www.nahimunkar.com/khumaini-ahlul-bait-jangan-percaya-asli-india-kaum-beragama-sikh-mari-menyingkap-tabir-hakikat-khumaini-sebenarnya/
[6] Ibid,
[6] Ibid,










0 komentar: