Ranjau Sinkretisme, Salah Satu Pangkal Kesesatan Umat Manusia

02.04.00 Pustaka Abu Hizqiyal 0 Comments


Sinkretisme[1] itu bahaya banget loh. Ujung-ujungnya bisa melahirkan agama baru. Mungkin ini salah satu alasan, mengapa Rosululloh Sholallohu ‘alaihi wasallam senantiasa mengulang-ulang peringatan tentang larangan berkreasi dalam ibadah dan mengadopsi tradisi-tradisi di luar Islam.

Misalnya, coba lihat di daerah Punj-aab (Punjab) India-Pakistan, menjelang abad ke-16 Masehi muncul agama baru bernama “Sikhisme” atau “agama Sikh”, buatan Guru Nanak. Konon, Guru Nanak adalah orang Hindu yang sangat terinspirasi oleh ajaran Islam[2]. Menyaksikan agamanya yang makin banyak mengalami editan dan pembaharuan, Guru Nanak pun akhirnya membuat agama baru dengan memadukan antara agama Islam dan Hindu.[3] Walaupun mereka tidak akan mengakui bahwa agamanya adalah agama perpaduan Islam-Hindu.

Saking terpengaruhi oleh ajaran Islam, inti ajarannya lebih banyak menjiplak ajaran Islam daripada agama dasar pemeluknya, yaitu Hindu. Di antaranya: agama ini hanya mempercayai satu tuhan atau monotheisme, penghapusan kasta, diharamkan menyembah berhala, tidak ada kelas-kelas pendeta atau pun hirearki agama, dilarang memakai ganja dan sejenisnya, derajat manusia  dihadapan Tuhan adalah sama. Guru Agama Sikh adalah Guru Nanak dan sepuluh Guru Besar berikutnya.[4] Saat ini jumlah  penganut agama Sikh telah mencapai sekitar 16 Juta orang, dan menjadi agama terbesar ke-6 di dunia.



Ada satu fakta lagi. Agama Sikh ini sering dikait-kaitkan dengan agama Syi’ah karena beberapa kesamaan di antara kedua agama ini, di antaranya kesamaan yang paling menonjol, kedua agama ini sama-sama mengadopsi beberapa kepercayaan Islam. Selain itu, dalam riwayat yang sangat kuat Al-Khumaini, seorang Imam Syi’ah modern yang berhasil menciptakan revolusi agama Syi’ah di Iran, menyatakan sendiri dalam kitabnya, bahwa ia adalah keturunan dari para penganut agama Sikh,[5] dan bukan berasal dari keturunan Ahlul Bait. Terdapat pula kesamaan antara lambang agama Sikh dengan lambang bendera Iran setelah revolusi yang seakan-akan membentuk lafazh Allah. Mari kita lihat kedua lambang benderanya!


 


Sedangkan sebelum revolusi Syi'ah, bendera Iran  adalah seperti ini:



Imam Syi'ah Al-Khumaini menulis dalam kitab Syarh Du’a Sihr, bahwa dia adalah keturunan orang India.  Dia menamai dirinya  sendiri dengan “As-Sayyid Ruhullah bin Musthafa Al-Khumaini Al-Hindi”. Al-Hindi berasal dari kata India dalam bahasa Arab.[6]

Tempat Ibadah Para Pemeluk Agama Sikh, sekilas mirip dengan Masjid.
 

Itulah bahaya sinkretisme, dapat membuat agama-agama baru. Dan si pembuat agama akan mempertanggungjawabkan dosa-dosa semua pengikutnya. Na'udzubillahi min dzaalik. Semoga kita semua senantiasa berada dalam kemurnian ajaran Islam yang tidak tercampur sedikit pun dengan tradisi di luar Islam, dan semoga kita tidak terjebak dalam ranjau sinkretisme atau aliran-aliran sesat yang mengaku sebagai ajaran Islam yang murni. Karena betapa banyak penyesatan terhadap umat manusia yang berawal dari virus sinkretisme ini. Mungkin dapat dikatakan bahwa sinkretisme adalah salahs satu pangkal kesesatan umat manusia.


Wallohu a'lam. Semoga tulisan ini dapat membuka pintu hidayah bagi kita semua. Aamiin ya Robbal 'Aalamiin.

Salam, Abu Hizqiyal Khalid Al-Ghafiqhie, S.Pd.I.




[1] Sinkretisme adalah proses perpaduan dari beberapa paham atau agama tertentu.
[3] Ibid, alinea ke-4
[4] Ibid, ringkasan, alinea ke-3
[5] https://www.nahimunkar.com/khumaini-ahlul-bait-jangan-percaya-asli-india-kaum-beragama-sikh-mari-menyingkap-tabir-hakikat-khumaini-sebenarnya/
[6] Ibid,

You Might Also Like

0 komentar: