Serba-serbi Anak Insting (STIFIn)

18.40.00 Pustaka Abu Hizqiyal 0 Comments



Bagaimana Seorang Insting Meningkatkan Kualitas Kepribadiannya
Artikel ini adalah studi eksperiensi tentang bagaimana seorang yang berkarakter insting mencoba mengupgrade dirinya, di tengah-tengah jiwanya yang peragu dan kurang asertif. Buku inipun dibingkai dengan kacamata Islami, sehingga pengarahannyapun menuju keislaman. Karena sebagaimana yang dipaparkan dalam konsep STIFIn, karakteristik Instinc memang hanya mempunyai satu kesesuaian bidang studi, yakni bidang keagamaan.
Chapter I: Apakah itu karakteristik Insting dalam konsep STIFIn?
STIFIn adalah sebuah konsep eksplorasi pencarian kinerja otak yang paling dominan. Hal ini dapat diketahui dengan cara pengetesan sidik jari. Konsep ini ditemukan oleh Farid Poniman. Tugas asasi STIFIn hanya dua hal. Pertama, untuk mengetahui dimana belahan otak yang dominan digunakan oleh seseorang. Kedua, untuk mengetahui lapisan otak yang paling dominan dari belahan otak tadi.
Dalam konsep STIFIn, ada lima karakteristik sifat bawaan yang dominan. Di antaranya sensing, thinking, intuiting, feeling, dan instinc. Dari lima karakter inilah nama ‘STIFIn’ diperoleh, dan dijadikan nama resmi konsep ini.
Sebagaimana yang telah disebutkan di atas, instinc adalah salah satu karakteristik dari konsep STIFIn yang paling langka jika dibandingkan dengan karakteristik yang lainnya.
Karakter Instinc mempunyai kemistri bahagia. Artinya karakter ini sangat suka akan kenyamanan, ketentraman dalam hidupnya. Sebaliknya seseorang dengan karakter ini sangat anti dengan perdebatan, permusuhan, dan pertikaian serta berusaha untuk menjauhinya.
Kelebihan karakter instinc adalah mereka mempunyai altruist qoutient (kerelaan berderma dan pengorbanan). Walaupun tanpa timbal balik berupa materi dalam setiap pengorbanannya, mereka akan tetap rela berkorban, karena mereka mencari kebahagiaan. Di antaranya yang paling menonjol adalah kebahagiaan dalam berkorban membantu oranglain. Namun, mereka akan sangat kecewa dan memunculkan sifat buruknya yaitu tempramental tinggi ketika dikecewakan atau tidak dihargai.

Metodologi Pembelajaran Karakter Instinc
1.      Musikalisasi
Karakter mereka yang sangat cinta terhadap simponi keindahan dan ketentraman, membuat mereka sangat lekat dengan irama. Begitupun karakter pembelajaran mereka akan lebih mudah diserap jika dibubuhi dengan irama.
Saya pada mulanya mengalami tingkat kesulitan yang tinggi dalam pembelajaran, terutama pelajaran-pelajaran yang membutuhkan daya ingat yang kuat. Seperti menghafal kosa kata asing, menghafal rumus, menghafal peristiwa sejarah yang harus detail disebutkan beserta tahunnya. Namun setelah saya mengetahui metode pembelajaran karakter insting, pelajaran semakin mudah dipelajari.
Misalnya ketika masa Sekolah Menengah Atas sekitar tahun 2009-2012, pelajaran bahasa inggris berhasil ditaklukan dengan cara menghafal kosa kata melalui bait-bait lagu. Saat itu saya menghafal ratusan lagu dari The Beatles, salah satu grup musik fenomenal beraliran British Rock. Selain itu saya menghafal lagu dari grup musik lainnya, seperti OASIS, Queen, Coldplay, Simple Plan, Secondhand Serenade, dan lain-lain. Setelah itu, tingkat pembelajaran saya melonjak cukup tinggi dan memuaskan.
Tak hanya itu, bahkan satu dayung dua pulau terlampaui. Karena saat itu saya mempunyai cukup banyak hafalan lagu, maka berbagai peluang pun muncul, saat itu saya bergabung dengan beberapa grup musik dan berhasil membuat 5 album lagu. Namun fokus terhadap dunia musik ini kandas, karena ketika masuk ke salah satu perguruan tinggi di Bogor yang bernuansa Islami, saya memilih jalan yang lebih religius yaitu dengan menghafal kitab suci Al-Qur’an.
Itulah yang saya katakan dengan istilah eksplorasi kaum Insting yang serba bisa, mereka bisa memanfaatkan karakter serba bisanya untuk mempelajari beberapa bidang dalam waktu yang sama. Meskipun memang hal ini dapat mengurangi fokus terhadap satu bidang yang digeluti. Namun demikianlah karakter insting.
Kemudian di masa Perguruan Tinggi sekitar tahun 2012-2016, saat itu saya mengambil fokus studi Pendidikan Agama Islam (PAI), karena memang dalam konsep STIFIn jurusan studi inilah yang paling direkomendasikan.
Di perguruan tinggi tersebut terdapat salah satu mata kuliah tahfizh al-Qur’an (hafalan kitab suci al-Qur’an). Pada mulanya saya mengalami berbagai kesulitan, karena pada waktu itu adalah peralihan dari dunia musik ke dalam dunia religi. Sangat terasa betapa sulitnya menghafal al-Qur’an, walaupun Sang Maha Pencipta telah menjamin kemudahan mempelajari al-Qur’an pada empat ayat di dalam al-Qur’an.
Pada masa-masa ini, saya berhasil membangunkan the sleeping giant (sang raksasa potensi yang masih tertidur dan belum terpakai) yakni sisi religius dari karakteristik insting yang melekat sebagai naluri bawaan sejak lahir.

Problematika Yang Biasa Dialami Oleh Karakteristik Instinc
Sebelum menganalisa problematika yang biasa dialami oleh karakter instinc, mari kita mengenal tentang kelebihan dan kekurangan karakter ini. Dengan demikian kita bisa mengetahui sisi-sisi masalah yang dimiliki oleh karakter ini.
Dalam buku resmi STIFIn disebutkan bahwa kelebihan karakter insting yang pertama adalah memiliki jiwa spiritual yang tinggi, bahkan satu-satunya kesesuaian jurusan dan karir untuk karakter insting adalah jurusan keagamaan. Namun sekolah dibalik sifat religiusnya, karakter insting menyimpan amarah tempramental tinggi.
Kemudian kelebihan karakter insting yang kedua, mereka memiliki ketajaman firasat. Namun kekurangannya, mereka adalah peragu dan tidak punya prinsip yang kuat.
Kemudian kelebihan yang ketiga, dalam penelitian konsep STIFIn disebutkan bahwa karakter insting serba bisa dalam segala hal. Namun kekurangannya, mereka sangat susah sekali untuk menjadi pakar dalam bidang tertentu. Namun, karena banyaknya keahlian yang mereka miliki kurang fokus menggarap suatu bidang. Karakter mereka yang serba bisa dapat kita lihat pada tabel peringkat kesesuaian jurusan di perguruan tinggi, hampir seluruh karakter Instinc berada pada skor pertengahan.


You Might Also Like

0 komentar: