Serba-serbi Anak Insting (STIFIn)
Bagaimana
Seorang Insting Meningkatkan Kualitas Kepribadiannya
Artikel
ini adalah studi eksperiensi tentang bagaimana seorang yang berkarakter insting
mencoba mengupgrade dirinya, di tengah-tengah jiwanya yang peragu dan kurang
asertif. Buku inipun dibingkai dengan kacamata Islami, sehingga pengarahannyapun
menuju keislaman. Karena sebagaimana yang dipaparkan dalam konsep STIFIn,
karakteristik Instinc memang hanya mempunyai satu kesesuaian bidang studi,
yakni bidang keagamaan.
Chapter
I: Apakah itu karakteristik Insting dalam konsep STIFIn?
STIFIn adalah
sebuah konsep eksplorasi pencarian kinerja otak yang paling dominan. Hal ini
dapat diketahui dengan cara pengetesan sidik jari. Konsep ini ditemukan oleh
Farid Poniman. Tugas asasi STIFIn hanya dua hal. Pertama, untuk mengetahui
dimana belahan otak yang dominan digunakan oleh seseorang. Kedua, untuk
mengetahui lapisan otak yang paling dominan dari belahan otak tadi.
Dalam
konsep STIFIn, ada lima karakteristik sifat bawaan yang dominan. Di antaranya
sensing, thinking, intuiting, feeling, dan instinc. Dari lima karakter inilah
nama ‘STIFIn’ diperoleh, dan dijadikan nama resmi konsep ini.
Sebagaimana
yang telah disebutkan di atas, instinc adalah salah satu karakteristik dari
konsep STIFIn yang paling langka jika dibandingkan dengan karakteristik yang
lainnya.
Karakter
Instinc mempunyai kemistri bahagia. Artinya karakter ini sangat suka akan
kenyamanan, ketentraman dalam hidupnya. Sebaliknya seseorang dengan karakter
ini sangat anti dengan perdebatan, permusuhan, dan pertikaian serta berusaha
untuk menjauhinya.
Kelebihan
karakter instinc adalah mereka mempunyai altruist qoutient (kerelaan berderma
dan pengorbanan). Walaupun tanpa timbal balik berupa materi dalam setiap
pengorbanannya, mereka akan tetap rela berkorban, karena mereka mencari kebahagiaan.
Di antaranya yang paling menonjol adalah kebahagiaan dalam berkorban membantu
oranglain. Namun, mereka akan sangat kecewa dan memunculkan sifat buruknya
yaitu tempramental tinggi ketika dikecewakan atau tidak dihargai.
Metodologi
Pembelajaran Karakter Instinc
1. Musikalisasi
Karakter
mereka yang sangat cinta terhadap simponi keindahan dan ketentraman, membuat
mereka sangat lekat dengan irama. Begitupun karakter pembelajaran mereka akan
lebih mudah diserap jika dibubuhi dengan irama.
Saya pada
mulanya mengalami tingkat kesulitan yang tinggi dalam pembelajaran, terutama
pelajaran-pelajaran yang membutuhkan daya ingat yang kuat. Seperti menghafal
kosa kata asing, menghafal rumus, menghafal peristiwa sejarah yang harus detail
disebutkan beserta tahunnya. Namun setelah saya mengetahui metode pembelajaran
karakter insting, pelajaran semakin mudah dipelajari.
Misalnya
ketika masa Sekolah Menengah Atas sekitar tahun 2009-2012, pelajaran bahasa
inggris berhasil ditaklukan dengan cara menghafal kosa kata melalui bait-bait
lagu. Saat itu saya menghafal ratusan lagu dari The Beatles, salah satu grup
musik fenomenal beraliran British Rock. Selain itu saya menghafal lagu dari
grup musik lainnya, seperti OASIS, Queen, Coldplay, Simple Plan, Secondhand
Serenade, dan lain-lain. Setelah itu, tingkat pembelajaran saya melonjak cukup
tinggi dan memuaskan.
Tak hanya
itu, bahkan satu dayung dua pulau terlampaui. Karena saat itu saya mempunyai
cukup banyak hafalan lagu, maka berbagai peluang pun muncul, saat itu saya
bergabung dengan beberapa grup musik dan berhasil membuat 5 album lagu. Namun fokus terhadap dunia musik
ini kandas, karena ketika masuk ke salah satu perguruan tinggi di Bogor yang
bernuansa Islami, saya memilih jalan yang lebih religius yaitu dengan menghafal
kitab suci Al-Qur’an.
Itulah
yang saya katakan dengan istilah eksplorasi kaum Insting yang serba bisa,
mereka bisa memanfaatkan karakter serba bisanya untuk mempelajari beberapa
bidang dalam waktu yang sama. Meskipun memang hal ini dapat mengurangi fokus
terhadap satu bidang yang digeluti. Namun demikianlah karakter insting.
Kemudian
di masa Perguruan Tinggi sekitar tahun 2012-2016, saat itu saya mengambil fokus
studi Pendidikan Agama Islam (PAI), karena memang dalam konsep STIFIn jurusan
studi inilah yang paling direkomendasikan.
Di
perguruan tinggi tersebut terdapat salah satu mata kuliah tahfizh al-Qur’an
(hafalan kitab suci al-Qur’an). Pada mulanya saya mengalami berbagai kesulitan,
karena pada waktu itu adalah peralihan dari dunia musik ke dalam dunia religi.
Sangat terasa betapa sulitnya menghafal al-Qur’an, walaupun Sang Maha Pencipta
telah menjamin kemudahan mempelajari al-Qur’an pada empat ayat di dalam
al-Qur’an.
Pada
masa-masa ini, saya berhasil membangunkan the sleeping giant (sang
raksasa potensi yang masih tertidur dan belum terpakai) yakni sisi religius
dari karakteristik insting yang melekat sebagai naluri bawaan sejak lahir.
Problematika
Yang Biasa Dialami Oleh Karakteristik Instinc
Sebelum
menganalisa problematika yang biasa dialami oleh karakter instinc, mari kita
mengenal tentang kelebihan dan kekurangan karakter ini. Dengan demikian kita
bisa mengetahui sisi-sisi masalah yang dimiliki oleh karakter ini.
Dalam
buku resmi STIFIn disebutkan bahwa kelebihan karakter insting yang pertama
adalah memiliki jiwa spiritual yang tinggi, bahkan satu-satunya kesesuaian
jurusan dan karir untuk karakter insting adalah jurusan keagamaan. Namun sekolah
dibalik sifat religiusnya, karakter insting menyimpan amarah tempramental
tinggi.
Kemudian
kelebihan karakter insting yang kedua, mereka memiliki ketajaman firasat. Namun
kekurangannya, mereka adalah peragu dan tidak punya prinsip yang kuat.
Kemudian
kelebihan yang ketiga, dalam penelitian konsep STIFIn disebutkan bahwa karakter
insting serba bisa dalam segala hal. Namun kekurangannya, mereka sangat susah
sekali untuk menjadi pakar dalam bidang tertentu. Namun, karena banyaknya
keahlian yang mereka miliki kurang fokus menggarap suatu bidang. Karakter
mereka yang serba bisa dapat kita lihat pada tabel peringkat kesesuaian jurusan
di perguruan tinggi, hampir seluruh karakter Instinc berada pada skor
pertengahan.


0 komentar: