The 7 Most Influential People in My Life
Daftar
7 orang paling berpengaruh yang tertera dibawah ini bukan dilihat berdasarkan
pengaruh dalam hal keagamaan, karena jika dilihat dari hal itu maka PASTI yang
paling nomor satu dan tercinta adalah Rosululloh Muhammad ï·º.
Tulisan ini hanya menceritakan tentang hal yang lebih kearah duniawi,
akhiratnya sih ada tapi tidak sarat dengannya. Urutan ini sudah seobjektif
mungkin dibuat, berdasarkan pengalaman dan penelaahan kaleidoskopik dalam
hidupku. Oke langsung saja inilah 7 orang paling berpengaruh dalam hidupku:
1. My Mother, Ibu Dr. Aminah (H.C)[1]
Sang
pelita dan guru primordial dalam kehidupanku, bahkan sebelum aku dilahirkan.
Ya, mamah!!! Seorang wanita tangguh yang paling sayang kepadaku dengan cinta keibuan
dan cinta filantropi yang sangat tinggi. Melebihi cinta sang surya kepada
dunia. Mamah selalu mengawal setiap kehidupanku, mendidik-ku, menjagaku,
melindungiku dan membelaku ditengah-tengah gejolak kemanusiaan dan kriminalitas
mini yang pernah aku perbuat dahulu. Aku sangat sayang Mamahku ini.
Allohummaghfirlii wa li waalidayya warhamhumaa kamaa robbayaanii shogiiro.
Robbii auzi’nii an asykoro ni’mataKallatii an’amTa ‘alayya wa ‘alaa waalidayya wa
an a’malaa sholihan tardhohu wa ashlihlii fii dzurriyyatii. Aamiin.
2. My Father, Pak Dr. Sholihin (H.C)[2]
Tentu
saja sangat berpengaruh, Ayahlah tempat aku menerpa dan mengembangkan diri dalam
hidup ini. Beliau sangat berjasa dalam mewujudkan setiap impi dan masa depanku.
Kami menjadi baik[3]
dan sangat hormat kepada beliau bukan karena beliau berwatak keras atau
mendidik dengan keras, tapi cinta dan kasih sayangnya lah yang melelehkan jiwa
kami sehingga menjadi jiwa yang sangat taat dan penurut. Begitulah sosok Ayah,
sangat kredibel dan bertanggungjawab. Pernah membawa hijrah sekeluarga (7
orang) ke Pulau Kalimantan, ke Kota Bandung lalu menetap di kota pertiwi kami
(Sumedang). Alhamdulillah, Allohummaghfirlii wa li waalidayya warhamhumaa kamaa
robbayaanii shogiiro. Robbii auzi’nii an asykoro ni’mataKallatii an’amTa ‘alayya
wa ‘alaa waalidayya wa an a’malaa sholihan tardhohu wa ashlihlii fii
dzurriyyatii. Aamiin. . .
3. My Sister, Yuliantini Fathimah
Teteh
pertamaku, walaupun aku belum pernah berbincang-bincang dengan sadar dengannya
karena ketika mengasuhku dulu i was younger so much baru 3 tahun. Sekalipun
demikian, aku dapat membaca cinta dan kasih sayangnya dari wajah cantik Tetehku
ini. Mengapa aku menempatkan Teteh pertama di urutan ke-3 bahkan sebelum guru
besarku. Karena Tetehku ini sangat berpengaruh besar, walaupun secara tidak langsung
mengawal kehidupanku. Dari Tetehku inilah nama Al-Ghafiqhie berasal. Nama yang
kini aku pakai dimana-mana, dan akan senantiasa ku pakai selamanya, In syaa
Allah. . . Nama pemberiannya sih bukan hanya Al Ghafiqhie, tapi ada tiga, yaitu
Al Ghafiqhie Ilhami Dzikri, bahkan di Kalimantan aku dikenal dengan nama
Dzikri, bukan Khalid.
4. Tatang Kusnita, S.Pd.I
Beliau
adalah sosok guru besar dalam hidupku. Sosok yang benar-benar patut dikagumi
tentang perjuangannya yang sangat panjang dalam bidang pendidikan dan
kemanusiaan. Sudah ratusan anak hampir putus sekolah yang beliau sambung
sehingga mereka dapat mengenyam pendidikan dengan layak. Sampai saat ini beliau
masih menjadi aktivis pendidikan, namun setelah gabung dengan sebuah jama’ah
Islam yang notabene anti nasionalisme sosok kepahlawanannya dalam pendidikan
mulai menyusut dan lebih fokus kepada yang lebih besar dari itu yakni mendidik
umat secara keseluruhan tanpa limitasi umur, profesi, strata pendidikan dan
lainnya. Menyelamatkan umat dari embargo diabolisme yang hampir saja
menggenggam dunia seutuhnya. Menyelamatkan manusia yang hampir terkapar mati
sebelum kematian yang sebenarnya. Begitulah sosok Pak Tatang, Really really
honorable teacher.
5. Teteh F[4],
A.Md
Nah
ini cukup menarik!!! Penggebrak sleeping giant dalam diriku, membangunkannya
dan memaksanya untuk berlari berusaha menggenggam dunia. Mungkin seperti
legenda hidup dan sang founding father sleeping giant itu sendiri, tapi
tampaknya itu terlalu berlebihan, because She’s never realizes ‘bout it. Itulah
personifikasi tentang sosok Teh F dalam kaleidoskop perjalananku. Mmm, satu
lagi, kenapa disebut Teteh karena dia lebih tua dua tahun dariku.
Dengan
mengenal dan mengejar cintanya, aku mampu mengelaborasi setiap potensi dalam
diriku, khususnya dalam sastra dan seni seperti musik[5],
melow grafik prestasi akademik,
polyglotik[6]
dan jurnalistik walaupun alhasil si Teh F ini hanya menganggapku sebagai
adik-adikan. Begitulah, tapi aku tidak pernah merasa sia-sia dalam serpihan
cinta ini, justru dari sini lah sosok sang Al-Ghafiqhie dimulai. Domo Arigato
Teh F. J. Bisa dikatakan ini
adalah cinta mati pertamaku yang kini sudah benar-benar mati lalu bermuara ke
satu titik berinisial I.H.
6. My Brother, Azis Ismail
Kakak
yang telah mengasuhku dalam usia dini, guruku dalam hal imaginaterium.
Pembangkit kekuatan otak kanan yang melampaui usiaku pada waktu itu (kalo di
dunia uchiha mungkin seperti pembangkitan sharingan for The First Time, Hehe teu
ketang, too alay). Pokoknya dia yang mengawal perjalanan imajinasi otak kananku
semenjak dini sampai kini. Mentransfer hobi anime juga, terutama dragonball.
(Jadi, kalo ditanya tentang masalah per-dragonball-an gue ludah khatam, ralat
deh dragonball Z aja lah, kalo dragonball kalo dragonball GT gue sih ngga
terlalu nyimak ).
7. Miftahuddien Al Ghazali (Uci Tarmana)
Dia
guru kecil (karena seumuran) sekaligus sahabatku di high school era, sosok yang
sangat kharismatik di podium, tapi sangat menggelitik di luar podium. Aku
terbiasa memanggilnya dengan sebutan “Mama Kyai” hingga saat ini. Pria
bernama kecil Uci Tarmana ini memang terkenal sangat relijius dari semenjak SD
sampai menjadi mahasiswa. Keren kaaan??? You’d just have to carry on, Guys!!!
Gue juga jadi ketularan juga akhirnya. Oke, yang paling saya ingat dari dirinya
adalah bahwa dia ‘seorang pemuda dengan kejuhudan yang mendalam’ (eh,
sorry, ZUHUD maksud gue bukan JUHUD).
You may say, Tulisan ini terlalu 'hedonis', gue bilang ga ape-ape, sekali sekali lah . . . Lagian yang bilang gitu cuma Anda saja, Khalid hehe . . .
Sound Track: In My Life from The Beatles :-)
[1] Pemberian gelar doktor honoris kausa ini
berdasarkan keputusan saya sendiri untuk dua orang paling berpengaruh dalam
hidup saya. Paling tidak, inilah sebuah penghormatan nama dari seorang anak kepada
orang tuanya. Arsip: (SK SDS KA no. 01/SK/K01-SDS/2015).
[2] Ibid
[3] Objektif: Menurut banyak orang, non
family too
[4] Disamarkan dengan inisial demi menjaga
privasi, ya Teh F yaaa . . .
[5] Kurang lebih sudah 2 album lagu yang
pernah saya buat, dimulai dari setengah dekade terakhir, tepatnya kelas 2
SMP-kelas 2 SMA.
[6] Ngga nyampe poliglot sih sebenernya, Cuma
english doang dan sedikit arabic, hehe. Tapi sudah katakan berulang kali ini
bukanlah finish, tapi justru start yang
mengawali sosok Al Ghafiqhie sebagai musisi sekolah, atau lainnya.

0 komentar: