The 7 Most Influential People in My Life

02.53.00 Pustaka Abu Hizqiyal 0 Comments


Daftar 7 orang paling berpengaruh yang tertera dibawah ini bukan dilihat berdasarkan pengaruh dalam hal keagamaan, karena jika dilihat dari hal itu maka PASTI yang paling nomor satu dan tercinta adalah Rosululloh Muhammad ï·º. Tulisan ini hanya menceritakan tentang hal yang lebih kearah duniawi, akhiratnya sih ada tapi tidak sarat dengannya. Urutan ini sudah seobjektif mungkin dibuat, berdasarkan pengalaman dan penelaahan kaleidoskopik dalam hidupku. Oke langsung saja inilah 7 orang paling berpengaruh dalam hidupku:
1.   My Mother, Ibu Dr. Aminah (H.C)[1]
Sang pelita dan guru primordial dalam kehidupanku, bahkan sebelum aku dilahirkan. Ya, mamah!!! Seorang wanita tangguh yang paling sayang kepadaku dengan cinta keibuan dan cinta filantropi yang sangat tinggi. Melebihi cinta sang surya kepada dunia. Mamah selalu mengawal setiap kehidupanku, mendidik-ku, menjagaku, melindungiku dan membelaku ditengah-tengah gejolak kemanusiaan dan kriminalitas mini yang pernah aku perbuat dahulu. Aku sangat sayang Mamahku ini. Allohummaghfirlii wa li waalidayya warhamhumaa kamaa robbayaanii shogiiro. Robbii auzi’nii an asykoro ni’mataKallatii an’amTa ‘alayya wa ‘alaa waalidayya wa an a’malaa sholihan tardhohu wa ashlihlii fii dzurriyyatii. Aamiin.
2.  My Father, Pak Dr. Sholihin (H.C)[2]
Tentu saja sangat berpengaruh, Ayahlah tempat aku menerpa dan mengembangkan diri dalam hidup ini. Beliau sangat berjasa dalam mewujudkan setiap impi dan masa depanku. Kami menjadi baik[3] dan sangat hormat kepada beliau bukan karena beliau berwatak keras atau mendidik dengan keras, tapi cinta dan kasih sayangnya lah yang melelehkan jiwa kami sehingga menjadi jiwa yang sangat taat dan penurut. Begitulah sosok Ayah, sangat kredibel dan bertanggungjawab. Pernah membawa hijrah sekeluarga (7 orang) ke Pulau Kalimantan, ke Kota Bandung lalu menetap di kota pertiwi kami (Sumedang). Alhamdulillah, Allohummaghfirlii wa li waalidayya warhamhumaa kamaa robbayaanii shogiiro. Robbii auzi’nii an asykoro ni’mataKallatii an’amTa ‘alayya wa ‘alaa waalidayya wa an a’malaa sholihan tardhohu wa ashlihlii fii dzurriyyatii. Aamiin. . .
3.  My Sister, Yuliantini Fathimah
Teteh pertamaku, walaupun aku belum pernah berbincang-bincang dengan sadar dengannya karena ketika mengasuhku dulu i was younger so much baru 3 tahun. Sekalipun demikian, aku dapat membaca cinta dan kasih sayangnya dari wajah cantik Tetehku ini. Mengapa aku menempatkan Teteh pertama di urutan ke-3 bahkan sebelum guru besarku. Karena Tetehku ini sangat berpengaruh besar, walaupun secara tidak langsung mengawal kehidupanku. Dari Tetehku inilah nama Al-Ghafiqhie berasal. Nama yang kini aku pakai dimana-mana, dan akan senantiasa ku pakai selamanya, In syaa Allah. . . Nama pemberiannya sih bukan hanya Al Ghafiqhie, tapi ada tiga, yaitu Al Ghafiqhie Ilhami Dzikri, bahkan di Kalimantan aku dikenal dengan nama Dzikri, bukan Khalid.
4.  Tatang Kusnita, S.Pd.I
Beliau adalah sosok guru besar dalam hidupku. Sosok yang benar-benar patut dikagumi tentang perjuangannya yang sangat panjang dalam bidang pendidikan dan kemanusiaan. Sudah ratusan anak hampir putus sekolah yang beliau sambung sehingga mereka dapat mengenyam pendidikan dengan layak. Sampai saat ini beliau masih menjadi aktivis pendidikan, namun setelah gabung dengan sebuah jama’ah Islam yang notabene anti nasionalisme sosok kepahlawanannya dalam pendidikan mulai menyusut dan lebih fokus kepada yang lebih besar dari itu yakni mendidik umat secara keseluruhan tanpa limitasi umur, profesi, strata pendidikan dan lainnya. Menyelamatkan umat dari embargo diabolisme yang hampir saja menggenggam dunia seutuhnya. Menyelamatkan manusia yang hampir terkapar mati sebelum kematian yang sebenarnya. Begitulah sosok Pak Tatang, Really really honorable teacher.
5.  Teteh F[4], A.Md
Nah ini cukup menarik!!! Penggebrak sleeping giant dalam diriku, membangunkannya dan memaksanya untuk berlari berusaha menggenggam dunia. Mungkin seperti legenda hidup dan sang founding father sleeping giant itu sendiri, tapi tampaknya itu terlalu berlebihan, because She’s never realizes ‘bout it. Itulah personifikasi tentang sosok Teh F dalam kaleidoskop perjalananku. Mmm, satu lagi, kenapa disebut Teteh karena dia lebih tua dua tahun dariku.
Dengan mengenal dan mengejar cintanya, aku mampu mengelaborasi setiap potensi dalam diriku, khususnya dalam sastra dan seni seperti musik[5], melow grafik  prestasi akademik, polyglotik[6] dan jurnalistik walaupun alhasil si Teh F ini hanya menganggapku sebagai adik-adikan. Begitulah, tapi aku tidak pernah merasa sia-sia dalam serpihan cinta ini, justru dari sini lah sosok sang Al-Ghafiqhie dimulai. Domo Arigato Teh F. J. Bisa dikatakan ini adalah cinta mati pertamaku yang kini sudah benar-benar mati lalu bermuara ke satu titik berinisial I.H.
6.  My Brother, Azis Ismail
Kakak yang telah mengasuhku dalam usia dini, guruku dalam hal imaginaterium. Pembangkit kekuatan otak kanan yang melampaui usiaku pada waktu itu (kalo di dunia uchiha mungkin seperti pembangkitan sharingan for The First Time, Hehe teu ketang, too alay). Pokoknya dia yang mengawal perjalanan imajinasi otak kananku semenjak dini sampai kini. Mentransfer hobi anime juga, terutama dragonball. (Jadi, kalo ditanya tentang masalah per-dragonball-an gue ludah khatam, ralat deh dragonball Z aja lah, kalo dragonball kalo dragonball GT gue sih ngga terlalu nyimak ).
7.  Miftahuddien Al Ghazali (Uci Tarmana)
Dia guru kecil (karena seumuran) sekaligus sahabatku di high school era, sosok yang sangat kharismatik di podium, tapi sangat menggelitik di luar podium. Aku terbiasa memanggilnya dengan sebutan “Mama Kyai” hingga saat ini. Pria bernama kecil Uci Tarmana ini memang terkenal sangat relijius dari semenjak SD sampai menjadi mahasiswa. Keren kaaan??? You’d just have to carry on, Guys!!! Gue juga jadi ketularan juga akhirnya. Oke, yang paling saya ingat dari dirinya adalah bahwa dia ‘seorang pemuda dengan kejuhudan yang mendalam’ (eh, sorry, ZUHUD maksud gue bukan JUHUD).

You may say, Tulisan ini terlalu 'hedonis', gue bilang ga ape-ape, sekali sekali lah . . . Lagian yang bilang gitu cuma Anda saja, Khalid hehe . . .

Sound Track: In My Life from The Beatles :-)



[1]  Pemberian gelar doktor honoris kausa ini berdasarkan keputusan saya sendiri untuk dua orang paling berpengaruh dalam hidup saya. Paling tidak, inilah sebuah penghormatan nama dari seorang anak kepada orang tuanya. Arsip: (SK SDS KA no. 01/SK/K01-SDS/2015).
[2] Ibid
[3] Objektif: Menurut banyak orang, non family too
[4] Disamarkan dengan inisial demi menjaga privasi, ya Teh F yaaa . . .
[5] Kurang lebih sudah 2 album lagu yang pernah saya buat, dimulai dari setengah dekade terakhir, tepatnya kelas 2 SMP-kelas 2 SMA.
[6] Ngga nyampe poliglot sih sebenernya, Cuma english doang dan sedikit arabic, hehe. Tapi sudah katakan berulang kali ini bukanlah finish, tapi justru start  yang mengawali sosok Al Ghafiqhie sebagai musisi sekolah, atau lainnya.

You Might Also Like

0 komentar: