Menangislah Karena Mengingat-Nya! Sungguh Itu Adalah Sebuah Kemuliaan

02.42.00 Pustaka Abu Hizqiyal 0 Comments


الْحَمْدُ لِلَّهِ وَالصَّلاَةُ والسَّلاَمُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ وَعَلَى ألِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالَاهُ, أمّا بَعْدُ:
Tenggelam dalam lautan dzikir hingga menangis karena mengingat Alloh ‘azza wa jalla adalah sebuah kemuliaan, yang hanya dimiliki oleh orang-orang yang diberikan kenikmatan oleh Alloh ‘azza wa jalla. Dalam surat Maryam ayat 58, Alloh ‘azza wa jalla berfirman, yang artinya:

“Mereka itu adalah orang-orang yang telah diberi nikmat oleh Allah, yaitu Para Nabi dari keturunan Adam, dan dari orang-orang yang Kami angkat bersama Nuh, dan dari keturunan Ibrahim dan Israil yaitu Nabi Ya’qub, dan dari orang-orang yang telah Kami beri petunjuk dan telah Kami pilih. apabila dibacakan ayat-ayat Alloh yang Maha Pemurah kepada mereka, maka mereka menyungkur dengan bersujud dan menangis.”

Seorang tabi’in bernama Hamzah Al-‘Amaa Rohimahulloh pernah mengisahkan: ia berkata, “Suatu ketika saya ingin berkunjung ke rumah Al-Hasan Al-Bashri untuk menemuinya. Ketika saya hendak masuk ke rumahnya, saya mendapati Al-Hasan Bashri sedang menangis. Maka saya pun kembali ke rumah. Beberapa waktu berlalu, saya pun mencoba kembali berkunjung ke rumah Al-Hasan Al-Bashri. Ketika saya tiba di rumahnya, saya dapati kembali ia sedang melaksanakan shalat sunnah dalam keadaan menangis tersedu-sedu.

Hingga suatu hari, saya memberanikan diri berkata kepada Al-Hasan Al-Bashri, ‘Engkau terlalu banyak menangis, wahai Imam.’ Lalu ia menjawab, ‘Wahai anakku, apakah yang seharusnya dilakukan oleh seorang Mukmin jika bukan menangis?. Anakku, menangis itu akan mengundang belas kasih dari Alloh yang Maha Pengasih. Jika engkau bisa menghabiskan sisa umurmu dengan menangis, maka lakukanlah!’, Mudah-mudahan Alloh yang Maha Pengasih memberikan rasa belas kasih-Nya kepadamu, disebabkan engkau banyak menangis karena mengingat-Nya.”

Sungguh benar apa yang telah dikatakan oleh Al-Imam Ibnul Qoyyim Rohimahulloh. Ia berkata, “Yang disebut dengan manusia sejati adalah orang yang takut dengan kematian hatinya, bukan kematian jasadnya.”


Maka, janganlah ragu untuk menangis karena mengingat Alloh ‘azza wa jalla. Tak ada kerendahan sama sekali. Justru itu adalah sunnah para Nabi, para Rosul, dan sunnah orang-orang sholeh yang telah mendapat petunjuk dari Alloh. Oleh karena itu, menangislah dalam lautan dzikir!. Sungguh disana terletak sebuah kemuliaan. Dan kita akan mulia dengan melakukannya. Wallohu a’lam.

Salam, Abu Hizqiyal Khalid Al-Ghafiqhie

You Might Also Like

0 komentar: