Menangislah Karena Mengingat-Nya! Sungguh Itu Adalah Sebuah Kemuliaan
الْحَمْدُ
لِلَّهِ وَالصَّلاَةُ والسَّلاَمُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ وَعَلَى ألِهِ وَصَحْبِهِ
وَمَنْ وَالَاهُ, أمّا بَعْدُ:
Tenggelam dalam
lautan dzikir hingga menangis karena mengingat Alloh ‘azza wa jalla adalah
sebuah kemuliaan, yang hanya dimiliki oleh orang-orang yang diberikan
kenikmatan oleh Alloh ‘azza wa jalla. Dalam surat Maryam ayat 58, Alloh ‘azza
wa jalla berfirman, yang artinya:
“Mereka itu adalah orang-orang yang telah diberi nikmat oleh
Allah, yaitu Para Nabi dari keturunan Adam, dan dari orang-orang yang Kami
angkat bersama Nuh, dan dari keturunan Ibrahim dan Israil yaitu Nabi Ya’qub,
dan dari orang-orang yang telah Kami beri petunjuk dan telah Kami pilih.
apabila dibacakan ayat-ayat Alloh yang Maha Pemurah kepada mereka, maka mereka
menyungkur dengan bersujud dan menangis.”
Seorang tabi’in
bernama Hamzah Al-‘Amaa Rohimahulloh pernah mengisahkan: ia berkata, “Suatu
ketika saya ingin berkunjung ke rumah Al-Hasan Al-Bashri untuk menemuinya.
Ketika saya hendak masuk ke rumahnya, saya mendapati Al-Hasan Bashri sedang
menangis. Maka saya pun kembali ke rumah. Beberapa waktu berlalu, saya pun
mencoba kembali berkunjung ke rumah Al-Hasan Al-Bashri. Ketika saya tiba di
rumahnya, saya dapati kembali ia sedang melaksanakan shalat sunnah dalam
keadaan menangis tersedu-sedu.
Hingga suatu hari,
saya memberanikan diri berkata kepada Al-Hasan Al-Bashri, ‘Engkau terlalu
banyak menangis, wahai Imam.’ Lalu ia menjawab, ‘Wahai anakku, apakah yang
seharusnya dilakukan oleh seorang Mukmin jika bukan menangis?. Anakku, menangis
itu akan mengundang belas kasih dari Alloh yang Maha Pengasih. Jika engkau bisa
menghabiskan sisa umurmu dengan menangis, maka lakukanlah!’, Mudah-mudahan
Alloh yang Maha Pengasih memberikan rasa belas kasih-Nya kepadamu, disebabkan
engkau banyak menangis karena mengingat-Nya.”
Sungguh benar apa
yang telah dikatakan oleh Al-Imam Ibnul Qoyyim Rohimahulloh. Ia berkata, “Yang
disebut dengan manusia sejati adalah orang yang takut dengan kematian hatinya,
bukan kematian jasadnya.”
Maka, janganlah
ragu untuk menangis karena mengingat Alloh ‘azza wa jalla. Tak ada kerendahan
sama sekali. Justru itu adalah sunnah para Nabi, para Rosul, dan sunnah
orang-orang sholeh yang telah mendapat petunjuk dari Alloh. Oleh karena itu,
menangislah dalam lautan dzikir!. Sungguh disana terletak sebuah kemuliaan. Dan
kita akan mulia dengan melakukannya. Wallohu a’lam.
Salam, Abu Hizqiyal Khalid Al-Ghafiqhie
Salam, Abu Hizqiyal Khalid Al-Ghafiqhie


0 komentar: