Kemarahan Seekor Anjing Yang Membuat 4.000 Tentara Mongol Terbanjiri Hidayah
Diriwayatkan dalam kitab
ad-Duror al Kaminah dengan periwayatan yang kuat, bahwa pada tahun 675
Hijriyah, di masa kejayaan tentara Mongol yang dipimpin oleh raja Haloko yang
zholim, kekhilafahan Islam tengah dilumpuhkan dengan ratusan ribu tentaranya,
begitu pula kota Baghdad yang nyaris dibumihanguskan. Hal ini membuka gerbang
yang lebar bagi para misionaris Kristen, untuk menyebarkan agamanya. Bahkan
raja Haloko pun menjadi penganut agama Kristen dan menikah dengan seorang
wanita Kristen yang sangat cantik.
Suatu ketika, seorang
pendeta yang diutus oleh gereja Kristen terkemuka untuk menghadiri sebuah pesta
besar merayakan perpindahan agama sang raja. Raja Haloko ini mempunyai seekor
anjing peliharaan yang selalu berada di sisinya dengan leher dirantai.
Beberapa saat kemudian sang
pendeta pun dipersilahkan untuk berpidato, ia mulai memuji-muji sang raja
dengan sangat berlebihan, kemudian setelah itu ia menghina Rosululloh
Sholallohu ‘alaihi wasallam dengan ucapan yang keji. Dengan hikmah Alloh,
anjing peliharaan raja Haloko menyalak dengan keras, dan berhasil melepaskan
diri dari rantai yang mengikat lehernya. Kemudian dengan seketika anjing itu
menerkam dan mencakar-cakar si pendeta. Para pengawal raja pun berusaha
melepaskan terkaman anjing itu.
Salah seorang pengawal raja
berkata, “Wahai pendeta, mungkin anjing ini marah karena tadi engkau menghina
Muhammad”. Si pendeta langsung menepis perkataan pengawal ini, “Bukan, tapi
tadi aku tak sengaja menunjuk-nunjuk anjing itu dengan tanganku, mungkin anjing
itu mengira bahwa aku akan memukulnya.” Pidato pun dilanjutkan. Lantas si
pendeta ini kembali mencaci maki Rosululloh Sholallohu ‘alaihi wasallam. Dengan
hikmah Alloh, seketika anjing peliharaan tadi kembali menerkamnya dan menggigit
lehernya hingga pendeta ini pun mati dengan cara mengenaskan.
Diriwayatkan bahwa
kemarahan anjing kepada pendeta ini menyebabkan turunnya hidayah kepada empat
puluh ribu tentara mongol, baik yang telah berpindah agama, atau pun yang masih
menganut kepercayaan bangsa Mongol.
Pendengar. Kisah ini
mengandung hikmah bahwa Alloh ‘azza wa jalla akan selalu menjaga agamanya dan
menjaga kehormatan Rosul-Nya. Sekalipun tidak dengan tentaranya dari kalangan
manusia, Alloh ‘azza wa jalla berkehendak mengutus binatang-binatang untuk
meninggikan agama-Nya. Seperti dalam kisah Namrud, tatkala Nabi Ibrohim
‘alaihissalam tidak ditakdirkan memiliki banyak pasukan dari kalangan manusia,
Alloh mengutus seekor nyamuk untuk membunuh Namrud.
Kisah ini pun meninggalkan
sebuah pesan inspirasi bagi kita semua. Hendaklah kita menjaga kehormatan Islam
dan menjaga kehormatan Rosululloh Sholallohu ‘alaihi wasallam dengan sekuat
tenaga, meskipun kita harus mati. Sebagaimana ketika para pejabat Romawi, yang
dikenal dengan Ashabul Kahfi mendakwahkan tauhid di tengah pesta kerajaan
Romawi, hingga membuat Kaisar Adriyanus dan Raja Diaclitianus marah dan hendak
membunuhnya. Hingga generasi setelahnya berbondong-bondong memeluk agama Islam
yang dibawa oleh Nabi Isa ‘alaihissalam. Tak perlu takut, dan tak perlu ragu.
Sungguh ini adalah sebuah kemuliaan di sisi Alloh ‘azza wa jalla.
Salam, Abu Hizqiyal
Salam, Abu Hizqiyal


0 komentar: