Kemarahan Seekor Anjing Yang Membuat 4.000 Tentara Mongol Terbanjiri Hidayah

02.38.00 Pustaka Abu Hizqiyal 0 Comments




Diriwayatkan dalam kitab ad-Duror al Kaminah dengan periwayatan yang kuat, bahwa pada tahun 675 Hijriyah, di masa kejayaan tentara Mongol yang dipimpin oleh raja Haloko yang zholim, kekhilafahan Islam tengah dilumpuhkan dengan ratusan ribu tentaranya, begitu pula kota Baghdad yang nyaris dibumihanguskan. Hal ini membuka gerbang yang lebar bagi para misionaris Kristen, untuk menyebarkan agamanya. Bahkan raja Haloko pun menjadi penganut agama Kristen dan menikah dengan seorang wanita Kristen yang sangat cantik.

Suatu ketika, seorang pendeta yang diutus oleh gereja Kristen terkemuka untuk menghadiri sebuah pesta besar merayakan perpindahan agama sang raja. Raja Haloko ini mempunyai seekor anjing peliharaan yang selalu berada di sisinya dengan leher dirantai.

Beberapa saat kemudian sang pendeta pun dipersilahkan untuk berpidato, ia mulai memuji-muji sang raja dengan sangat berlebihan, kemudian setelah itu ia menghina Rosululloh Sholallohu ‘alaihi wasallam dengan ucapan yang keji. Dengan hikmah Alloh, anjing peliharaan raja Haloko menyalak dengan keras, dan berhasil melepaskan diri dari rantai yang mengikat lehernya. Kemudian dengan seketika anjing itu menerkam dan mencakar-cakar si pendeta. Para pengawal raja pun berusaha melepaskan terkaman anjing itu.

Salah seorang pengawal raja berkata, “Wahai pendeta, mungkin anjing ini marah karena tadi engkau menghina Muhammad”. Si pendeta langsung menepis perkataan pengawal ini, “Bukan, tapi tadi aku tak sengaja menunjuk-nunjuk anjing itu dengan tanganku, mungkin anjing itu mengira bahwa aku akan memukulnya.” Pidato pun dilanjutkan. Lantas si pendeta ini kembali mencaci maki Rosululloh Sholallohu ‘alaihi wasallam. Dengan hikmah Alloh, seketika anjing peliharaan tadi kembali menerkamnya dan menggigit lehernya hingga pendeta ini pun mati dengan cara mengenaskan.

Diriwayatkan bahwa kemarahan anjing kepada pendeta ini menyebabkan turunnya hidayah kepada empat puluh ribu tentara mongol, baik yang telah berpindah agama, atau pun yang masih menganut kepercayaan bangsa Mongol.

Pendengar. Kisah ini mengandung hikmah bahwa Alloh ‘azza wa jalla akan selalu menjaga agamanya dan menjaga kehormatan Rosul-Nya. Sekalipun tidak dengan tentaranya dari kalangan manusia, Alloh ‘azza wa jalla berkehendak mengutus binatang-binatang untuk meninggikan agama-Nya. Seperti dalam kisah Namrud, tatkala Nabi Ibrohim ‘alaihissalam tidak ditakdirkan memiliki banyak pasukan dari kalangan manusia, Alloh mengutus seekor nyamuk untuk membunuh Namrud.

Kisah ini pun meninggalkan sebuah pesan inspirasi bagi kita semua. Hendaklah kita menjaga kehormatan Islam dan menjaga kehormatan Rosululloh Sholallohu ‘alaihi wasallam dengan sekuat tenaga, meskipun kita harus mati. Sebagaimana ketika para pejabat Romawi, yang dikenal dengan Ashabul Kahfi mendakwahkan tauhid di tengah pesta kerajaan Romawi, hingga membuat Kaisar Adriyanus dan Raja Diaclitianus marah dan hendak membunuhnya. Hingga generasi setelahnya berbondong-bondong memeluk agama Islam yang dibawa oleh Nabi Isa ‘alaihissalam. Tak perlu takut, dan tak perlu ragu. Sungguh ini adalah sebuah kemuliaan di sisi Alloh ‘azza wa jalla.

Salam, Abu Hizqiyal

You Might Also Like

0 komentar: