Sikap Imam Al-Hasan Terhadap Pemimpin Yang Zholim
Di saat jabatan gubernur Bashroh jatuh ke tangan Al-Hajjaj bin Yusuf ats-Tsaqofi, banyak sekali kaum muslimin yang dibunuh secara
zholim. Sebagian orang tidak sabar melihat kekejaman dan kezholiman Al-Hajjaj.
Di antara mereka adalah sebagian kelompok yang dipimpin oleh Ibnu Asy’ats Rohimahulloh yang
tengah menggalang dan menyusun kekuatan untuk mengkudeta al-Hajjaj bin Yusuf
ats-Tsaqofi. Di tengah gejolak fitnah besar yang merata semacam itu, seorang
muslim akan diuji siapakah di antara mereka yang tetap berada dalam jalan
selamat yang ditunjukkan oleh syari’at, dan tampaklah orang-orang yang tidak
sabar lalu meninggalkan syariat. Oleh karena itu, mari kita menimba ilmu dari
seorang alim tabi’in, tentang bagaimana sikap seorang muslim dalam menghadapi
fitnah.
Dari
Sulaiman bin Ali Ar-Rob’i ia berkata, “Tatkala terjadi fitnah Ibnu Asy’ats yang
hendak memerangi Al-Hajjaj, pergilah Uqbah bin Abdil Ghofir, Abul Jauza, dan
Abdullah bin Gholib untuk menemui Al-Hasan Al-Bashri Rohimahulloh dan meminta
fatwa kepada beliau. Mereka ingin memerangi Al-Hajjaj bin Yusuf, yang telah
menumpahkan darah yang haram untuk ditumpahkan, dan merampas harta yang haram
untuk dirampas, telah meninggalkan shalat, dan telah melakukan ini dan itu’.
Mereka mengatakan seluruh keburukan Al-Hajjaj kepada Al-Hasan Al-Bashri
Rohimahulloh. Lalu Al-Hasan Rohimahulloh berkata, ‘Menurutku, sebaiknya kalian
tidak memeranginya. Karena kalaulah Al-Hajjaj adalah suatu hukuman untuk kalian,
maka kalian tidak akan mampu menolak hukuman Alloh Subhanahu wa Ta’ala dengan
pedang-pedang kalian, namun bila ia adalah musibah dan ujian untuk kalian, maka
bersabarlah sampai Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan hukum kepada kalian,
karena Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah sebaik-baik yang memutuskan hukum.’
Namun, mereka tidak menggubris perkataan Al-Hasan. Bahkan mengatakan, ‘Apakah
kita akan terus menaati perkataan Al-Hajjaj si keledai liar itu?’ Mereka pun
tetap nekad keluar bersama Ibnu Asy’ats untuk memerangi Al-Hajjaj, hingga
akhirnya mereka semua terbunuh oleh tentara al-Hajjaj.”
Kemudian
setelah kejadian itu Al-Hasan Al-Bashri Rohimahulloh berkata, “Seandainya
manusia tatkala diuji dari sisi pemimpinnya, kemudian mereka mau bersabar,
tentu mereka akan mendapatkan jalan keluar. Namun, mereka begitu tergesa-gesa
menghunus pedang-pedang mereka. Demi Alloh, tidaklah mereka datang dengan
membawa kebaikan.”
Pendengar
yang dirahmati Alloh. Demikianlah sikap seorang alim ketika menghadapi ujian
berupa pemimpin yang zholim. Ia menanganinya dengan kepada dingin dan mengajak
umat untuk melakukan introspeksi diri serta menjauhi pemberontakan, karena ia
tahu mudhorotnya akan jauh lebih besar daripada manfaatnya. Selain itu Al-Hasan
memberikan solusi kepada umat untuk senantiasa bersabar dalam menghadapi ujian
ini. Namun, di sisi lain, Al-Hasan tidak pernah memuji Al-Hajjaj. bahkan Al-Hasan
Rohimahulloh seringkali menegur Al-Hajjaj, yang mengakibatkan Al-Hajjaj marah besar
dan bertekad untuk membunuhnya. Akan tetapi Alloh ‘Azza wa Jallas enantiasa melindungi
Al-Hasan Rohimahulloh. Al-Hasan menganjurkan untuk bersabar, namun ia tetap beramar
ma’ruf nahi munkar, serta menasehati pemimpin dengan cara yang baik.
Demikian
lah sikap Al-Hasan ketika Alloh menguji kaum Muslimin di Bashroh dengan Amir yang
zholim. Semoga kita dapat mengambil hikmah dan jalan keluar dari kisah ini,
ketika dihadapkan dengan pemimpin yang zholim. Bersabarlah, mudah-mudahan Alloh
segera memberi jalan keluar kepada kita semua. Aamiin Yaa Robbal ‘Aalamiin. Wallohu a'lam.
Salam, Abu Hizqiyal Khalid Al-Ghafiqhie
Dari berbagai sumber


0 komentar: