Kelembutan Hati Ali bin Fudhoil Rohimahumalloh; Wafat Karena Mentadabburi Al-Qur’an
Ilustrasi
Mari kita berkenalan
dengan Ali bin Fudhoil bin ‘Iyaadh Rohimahumalloh, yang dijuluki oleh para
ulama sebagai “Qotilul Qur’an”, yang artinya “Orang yang terbunuh oleh
Al-Qur’an ketika mentadabburinya”. Dia adalah seorang hamba Alloh yang sangat
peka terhadap ayat-ayat Al-Qur’an. Pemahamannya terhadap Al-Quran dan rasa
takutnya kepada Alloh, menyebabkan hatinya sangat luluh ketika mentadabburi
Al-Quran. Dalam setiap shalatnya, seringkali ia menangis tersedu-sedu sampai pingsan,
sampai-sampai ia pun wafat ketika mentadabburi Al-Qur’an.
Diriwayatkan
dalam kitab At-Tawabbin, yang ditulis oleh Al-Imam Ibnu Qudamah Rohimahulloh. Ya’qub
bin Yusuf berkata, “Dahulu, Fudhoil bin Iyyadh jika mengetahui Ali berada di
belakangnya ketika sholat, maka beliau berusaha tidak mengulang-ngulang ayat yang
menimbulkan takut, karena ia tahu bahwa Ali seringkali pingsan ketika
mentadabburi Al-Qur’an. Akan tetapi, Jika ia mengetahui Ali tidak berada di
belakangnya, maka ia memilih bacaan Al-Qur’an yang membuat sedih dan mengundang
rasa takut.
Suatu hari, Fudhoil
bin ‘Iyaadh mengira anaknya tidak berada di belakangnya, maka beliau membaca
surat Al-Mu’minun ayat 106:
قَالُوا رَبَّنَا غَلَبَتْ عَلَيْنَا شِقْوَتُنَا وَكُنَّا قَوْمًا ضَالِّينَ
“Mereka berkata:.
“Wahai Robb kami, kami telah dikuasai oleh kejahatan kami, dan kami adalah
orang-orang yang sesat.”
Maka Ali pun
tersungkur pingsan karenanya. Ketika Fudhoil Rohimahulloh mengetahui bahwa
ternyata anaknya berada dibelakangnya dan telah jatuh pingsan seperti biasanya,
maka beliau mempercepat bacaannya. Seusai sholat, Fudhoil pun membawa Ali ke
rumahnya, dan berkata kepada istrinya, “Lihatlah dia!”, Istrinya pun datang dan
memercikkan air kepada Ali, lalu Ali siuman kembali. Istri Fudhoil berkata pada
Fudhoil, “Engkau hampir saja membunuhnya.” Berlalulah beberapa waktu. Fudhoil
mengira anaknya tidak berada di belakangnya, padahal Aliikut berjamaah
bersamanya. Karena tidak menyadari, maka lantas Fudhoil membaca surat Az-Zumar
ayat 47 yang berisi tentang ancaman Alloh 'Azza wa Jalla:
وَبَدَا لَهُمْ مِنَ اللَّهِ مَا لَمْ يَكُونُوا يَحْتَسِبُونَ
Ali pun
tersungkur dan meninggal seketika. Fudhoil Rohimahulloh pun mempercepat
bacaannya. Maka didatangkan kembali kepada istrinya, “Lihatlah dia”. Istrinya
pun datang dan memercikkan air pada Ali, namun ternyata Ali sudah wafat, dan
bukan pingsan seperti biasanya.
Begitulah tingkat
rasa takut Ali bin Al Fudhail saat mendengar ayat-ayat Al-Qur’an. Sungguh besar
kenikmatan yang Alloh berikan kepadanya. Ia dikaruniakan hati yang mudah
tersentuh dengan firman Alloh di dalam Al-Qur’an. Hal seperti ini sangat mahal
dan tidak akan pernah bisa dibeli dengan uang. Rasa takut seperti ini hanyalah
atas karunia Alloh kepada hamba-hamba-Nya yang terpilih. Tidak semua orang
memiliki hati selembut Ali Rohimahulloh.
Mari memperbanyak
muhasabah, mengintrospeksi diri, jika hati kita termasuk hati yang keras dan
sulit untuk menangis, bahkan ketika mendengar ayat-ayat ancaman dalam Al-Qur’an.
Tanyakan kepada diri sendiri!. Barangkali kita terlalu banyak tertawa dan
terlalu sibuk dengan urusan dunia. Cobalah perlembut hati kita dengan banyak
menghayati Al-Qur’an dengan keimanan. Jangan sampai hati yang susah
mentadabburi Al-Qur’an ini dibiarkan, dan menjadi keras seperti batu bahkan
lebih keras lagi. Na’udzubillahi min Dzalik. Wallohu A’lam.
Salam, Abu Hizqiyal Khalid Al-Ghafiqhie
Salam, Abu Hizqiyal Khalid Al-Ghafiqhie


0 komentar: