Bertahun-tahun Menyembunyikan Amal Sholeh

20.21.00 Pustaka Abu Hizqiyal 0 Comments


الْحَمْدُ لِلَّهِ وَالصَّلاَةُ والسَّلاَمُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ وَعَلَى ألِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالَاهُ, أمّا بَعْدُ:
Abu Bakr Ash-Shiddiq dan Umar bin Khattab Rodhiyallohu ‘anhuma adalah dua sahabat yang gigih saling bersaing di dalam amal kebaikan. Tetapi dalam persaingan ini, Umar bin Khottob Rodhiyallohu ‘Anhu seringkali kalah dari Abu Bakr Rodhiyallohu ‘Anhu.

Ada sebuah kisah yang terjadi pada masa kekholifahan Abu Bakr ash-Shiddiq Rodhiyallohu ‘anhu. Pada suatu shubuh, Umar mempunyai suatu keperluan kepada Abu Bakr. Namun selepas sholat shubuh, Abu Bakr lebih dahulu meninggalkan masjid, sedangkan Umar masih memberikan wejangan-wejangan kepada para sahabat yang lain, Umar mengira bahwa Abu Bakr pasti pulang ke rumahnya. Beberapa saat kemudian, Umar bergegas menuju rumah Abu Bakr, namun ternyata Abu Bakr tidak ada di rumah. Istri sang kholifah berkata bahwa Abu Bakr tidak berada di rumah setiap waktu setelah shubuh. Umar merasa heran bercampur penasaran. Umar yang cerdik tahu, tidaklah manusia sesholeh Abu Bakr menghilang dari manusia, kecuali ia pasti sedang sibuk berbuat kebaikan. Umar tidak bertanya langsung kepada sahabatnya ini, namun ia ingin mengetahuinya sendiri, dengan cara membuntuti sahabatnya.

Keesokan harinya, setelah sholat shubuh berjamaah, Umar mengawasi Abu Bakr. Seperti biasanya, Abu Bakr pergi ke pinggiran kota Madinah. Abu Bakr memasuki sebuah gubuk kecil dalam beberapa waktu, dan tak lama kemudian Abu Bakr pulang kembali ke rumahnya. Umar tidak mengetahui apa yang ada di dalam gubuk itu, dan apa yang dilakukan Abu Bakr di sana. Umar mengetahui segala kebaikan yang dilakukan Abu Bakr kecuali urusan gubuk ini.

Kemudian Umar memberanikan diri untuk bertanya kepada penghuni gubuk tentang apa yang dilakukan oleh Abu Bakr setiap hari di rumahnya. Umar masuk ke dalam gubuk itu sesaat setelah ia memastikan Abu Bakr telah pergi. Umar ingin melihat apa yang ada di dalam gubuk itu dengan mata kepalanya sendiri. Dia ingin mengetahui apa yang dilakukan oleh sahabatnya di tempat itu.

Ketika Umar meminta izin untuk masuk, penghuni gubuk pun mempersilahkannya. Lantas Umar masuk ke dalam gubuk kecil itu, dan mendapati seorang nenek tua yang lemah dan buta. Tidak ada sesuatu pun di dalam gubuk kecil itu. Umar tercengang dengan apa yang dilihatnya, dia ingin mengetahui ada hubungan apa nenek tua ini dengan Abu Bakr Rodhiyallohu ‘anhu.

Umar bertanya, “Apa yang dilakukan laki-laki itu di sini, wahai Nenek?”. Nenek menjawab, “Demi Alloh, aku tidak mengetahui, wahai anakku. Setiap hari dia datang, membersihkan rumahku ini dan menyapunya. Dia menyiapkan makanan untukku, dan menyiapkan baju untuk aku pakai di esok hari. Kemudian dia pamit untuk pergi. Demikianlah yang ia lakukan setiap hari, dan telah bertahun-tahun melakukan hal ini.”

Umar menekuk kedua lututnya dan kedua matanya basah oleh air mata. Dia mengucapkan kalimatnya yang masyhur, “Sungguh, engkau telah membuat khalifah sesudahmu lelah, wahai Abu Bakr.” Tanpa ia menyadari, bahwa Alloh telah memilihnya untuk menggantikan sahabatnya ini.

Maa syaa Alloh. Lagi-lagi kesholehan Abu Bakr Ash-Shiddiq telah membuat kita malu. Malu karena ia telah bertahun-tahun menyembunyikan amal sholehnya, tanpa sedikitpun terbersit di hatinya sikap riya dan ‘ujub. Bahkan ia tidak pernah membicarakannya kepada siapapun. Sedangkan banyak sekali manusia di zaman ini, yang sedikit-sedikit berlaku sombong dengan membicarakan satu amalan ibadah yang telah ia lakukan. Semoga kita senantiasa memperoleh keikhlasan di setiap ibadah yang telah kita lakukan. Aamiin yaa Robbal ‘Aalamiin.

Salam, Abu Hizqiyal Khalid Al-Ghafiqhie
Dari berbagai sumber


You Might Also Like

0 komentar: