Berbaktilah, Berbaktilah, dan Berbaktilah!

23.27.00 Pustaka Abu Hizqiyal 0 Comments

Al-Imam Adz-Dzahabi Rohimahulloh menulis di dalam kitab Al-Kabaair tentang besarnya jasa seorang Ibu sebagai berikut.

Ibumu telah mengandungmu di dalam perutnya selama sembilan bulan. Dia bersusah payah ketika melahirkanmu yang hampir saja menghilangkan nyawanya. Dia telah menyusuimu, dan ia hilangkan rasa kantuknya karena menjagamu. Dia cuci kotoranmu dengan tangan kirinya, dia lebih utamakan dirimu daripada dirinya. Dia jadikan pangkuannya sebagai ayunan bagimu.

Dia telah memberikanmu semua kebaikan dan apabila kamu sakit atau mengeluh, maka tampak darinya kesusahan yang luar biasa dan panjang sekali kesedihannya dan dia keluarkan harta untuk membayar dokter yang mengobatimu. Seandainya dipilih antara hidupmu dan kematiannya, maka dia akan meminta supaya kamu hidup dengan suaranya yang paling keras.

Betapa banyak kebaikan ibu, sedangkan engkau balas dengan akhlak yang tidak baik. Dia selalu mendo’akanmu dengan taufik, baik secara sembunyi maupun terang-terangan. Tatkala ibumu membutuhkanmu di saat dia sudah tua renta, engkau jadikan dia sebagai barang yang tidak berharga di sisimu.

Engkau kenyang dalam keadaan dia lapar. Engkau puas minum dalam keadaan dia kehausan. Engkau mendahulukan berbuat baik kepada istri dan anakmu daripada ibumu. Engkau lupakan semua kebaikan yang pernah dia perbuat. Berat rasanya atasmu memeliharanya padahal itu adalah urusan yang mudah.

Engkau mengira usia ibumu panjang, padahal bisa jadi umurnya sudah pendek. Engkau tinggalkan ibumu padahal dia tidak punya pembantu di dunia selain dirimu. Padahal Allah telah melarangmu berkata ‘ah’ dan Allah telah mencelamu dengan celaan yang lembut. Engkau akan disiksa di dunia dengan durhakanya anak-anakmu kepadamu. Allah akan membalas di akhirat dengan dijauhkan dari Allah Rabbul ‘aalamin. Demikian penuturan Al-Imam.

Sudahkah kita meletakkan derajat Ibu kita di tempat yang seuai dengan memberikan semesta bakti kepadanya? Ketahuilah, sebanyak apapun bakti kita kepada ibu kita, belum dapat menebus jasa-jasa Ibu kepada kita. Maka hendaklah kita berbakti kepada kedua orangtua kita, terkhusus kepada Ibu, baik selagi ada di dunia maupun setelah diwafatkan oleh Dzat yang Maha Mewafatkan makhluk-Nya. Maka teruslah menjadi seorang anak yang senantiasa berbakti dan mendo’akan orang tua kita.

"SADARILAH! BERBAKTI KEPADA ORANGTUA ADALAH WASIAT TANPA SYARAT. SANG IBU TIDAK HARUS SHOLEHAH TERLEBIH DAHULU, TIDAK HARUS KAYA TERLEBIH DAHULU, DAN LAIN LAIN. BAHKAN KETIKA SEORANG IBU BERAGAMA NON ISLAM, ANAKNYA HARUS TETAP BERBAKTI KEPADA IBUNYA, DENGAN RAMBU-RAMBU TERTENTU. BAGAIMANAPUN KEADAANNYA, SEORANG ANAK HARUS TETAP BERBAKTI KEPADA IBUNYA" 

 Salam, Abu Hizqiyal Khalid Al-Ghafiqhie

You Might Also Like

0 komentar: