Menyelami Keagungan Lailatul Qadar; Kiat Beribadah 1000 Bulan

02.04.00 Pustaka Abu Hizqiyal 0 Comments


     Ramadhan, sungguh istimewa bulan ini! Allah SWT tak henti-hentinya menyirami hamba-Nya dengan segenap cinta-Nya, menaburkan luapan pahala di setiap hentakan waktu. Bahkan dengan rahmat-Nya Dia telah menciptakan sebuah malam yang penuh dengan kedamaian, suatu malam yang kadar kemuliaannya setara atau lebih baik daripada 1000 bulan (83,5 tahun).
      Betapa tulus dan besar cinta-Nya. Dia sangat ingin agar hamba-Nya yang bertaqwa bisa mendulang pahala dengan sebesar-besarnya di bulan ini, dan hamba-Nya yang bergelimang dosa bisa memperoleh kesempatan untuk memperoleh pengampunan dan pahala besar yang Allah SWT tetapkan dengan keagungan-Nya. Malam itu disebut dengan Lailatul Qadar (Malam Qadar).
     Lailatul Qadar adalah suatu malam yang penuh dengan keutamaan dan berkah. Allah Subhanallahu wa Ta’ala Yang Maha Pemberi barakah telah menjelaskan hal itu dalam surat Al Qadr (artinya):
      “Dan tahukah kamu apa lailatul qadar itu?. Yaitu suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turunlah para malaikat dan ruh (malaikat Jibril) dengan izin Rabbnya untuk mengatur segala urusan. Malam itu penuh dengan kesejahteraan sampai terbit fajar.” (Al-Qadr: 2-5).
      Lalu kapankah terjadinya lailatul qadar ini??? Lailatul qadar terjadi pada sebuah malam di bulan Ramadhan, kejadiannya hanya sekali dalam setahun. Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda:

الْتَمِسُوهَا فِى الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ – يَعْنِى لَيْلَةَ الْقَدْرِ – فَإِنْ ضَعُفَ أَحَدُكُمْ أَوْ عَجَزَ فَلاَ يُغْلَبَنَّ عَلَى السَّبْعِ الْبَوَاقِى

    “Carilah lailatul qadar pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan, jika ada diantara kalian lemah, maka jangan sampai luput dari tujuh malam yang tersisa (terakhir).” (HR. Al-Bukharidan Muslim)
      Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalani rahimahullah berkata dalam Fathul Bari: “Pendapat yang paling kuat tentang terjadinya lailatul qadar adalah pada malam ganjil dari sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan dan terjadinya tidak menetap pada malam tertentu dalam setiap tahunnya.”
     Hendaknya kita bersungguh-sungguh pada sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan ini melebihi kesungguhan pada malam-malam lainnya dalam segala bentuk peribadatan.
‘Aisyah R.A menceritakan:

كَانَ رَسُولُ اللهِ -صلى الله عليه وسلم- إِذَا دَخَلَ الْعَشْرُ أَحْيَا اللَّيْلَ وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ وَجَدَّ وَشَدَّ الْمِئْزَرَ

    “Dahulu Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa Sallam jika memasuki sepuluh malam terakhir, beliau menghidupkan malamnya, dan membangunkan keluarganya, serta mengencangkan ikat pinggangnya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
        Selain itu yang lebih ditekankan, hendaklah kita menegakkan shalat tarawih dengan penuh keimanan dan hanya mengharapkan pahala dari Allah.
     Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda:

مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

    “Barangsiapa yang menegakkan shalat pada lailatul qadar dengan penuh keimanan dan hanya mengharapkan pahala dari Allah, maka pasti akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Al-Jama’ah, kecuali Ibnu Majah).
     Satu lagi ada do'a penting yang harus banyak kita baca pada sepuluh malam terakhir tersebut, yakni:

اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌ كَرِيمٌ تُحِبُّ الْعَفوَ فَاعْفُ عَنِّي

    “Ya Allah! Sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf Maha Mulia lagi suka memaafkan, maka maafkanlah aku.” (HR. At-Tirmidzi)

     Rahasianya adalah; Lakukanlah kiat-kiat di atas dengan penuh kejujuran dan penuh keimanan serta berharap pahala dari Allah SWT. Semoga Allah SWT memberikan keistiqomahan kepada kita semua dalam kenikmatan Islam ini dan menurunkan lailatul qadar-Nya di suatu malam disaat amal dan iman kita sedang memuncak di bulan suci ini. Aamiin Yaa Robbal 'Aalamiin.

By: Abu Hizqiyal, Khalid Al Ghafiqhie

You Might Also Like

0 komentar: