Ashabul Kahfi, Para Proklamator Tauhid di Eropa

20.20.00 Pustaka Abu Hizqiyal 0 Comments


    Alloh SWT telah mengisahkan sebuah tragedi heroik didalam Al-Qur’an yang mulia, yaitu tentang para pemuda Ashabul Kahfi yang secara gagah menyuarakan kalimat tauhid ditengah-tengah pertemuan para pembesar romawi pada masa Dikyanus, raja roma yang sangat zholim. Peristiwa agung ini terjadi dua abad sepeninggal Nabi Isa AS.
      Tentang kisah ini Alloh SWT berfirman:
     “Kami kisahkan kepadamu cerita (Ashabul Kahfi) ini dengan sebenar-benarnya. Sesungguhnya mereka adalah para pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambah pula petunjuk kepada mereka. Dan Kami meneguhkan hati mereka di waktu mereka berdiri, lalu mereka pun berkata, “Tuhan Kami adalah Tuhan seluruh langit dan bumi; Kami sekali-kali tidak menyeru Tuhan selain Dia’” (QS. Al Kahfi: 13-14)
    Dalam ayat ini terdapat mutiara-mutiara hikmah yang agung, yakni tentang karakteristik pemuda Islam yang hakiki. Mereka adalah pemuda yang memiliki keteguhan, ketangguhan dan ketabahan dalam perjuangan. Kepahlawanan mereka tak akan sirna dalam ingatan generasi setelahnya. Kita mengenal mereka sebagai “Proklamator Tauhid” di tengah-tengah imperium jahiliyah raksasa saat itu yang akhirnya atas izin Alloh tetesan darah dan keringatnya itu terbayar oleh limpahan rahmat-Nya serta banyaknya pengikut yang memeluk ajaran tauhid setelah para pejuang ini wafat.
     Jika kita perhatikan, setidaknya ada tiga karakter yang tersimpan rapi dalam ayat ini yang menggambarkan karakter pejuang pemuda Islam sejati, yakni:
Pertama, “aamanuu” (mereka beriman). Mereka memiliki keyakinan, kedalaman iman, dan keteguhan hati. Kekuatan tekad mereka dalam menegakkan “Laa ilaaha illallooh” yang menancap kuat di hati dan jiwa mereka. Ada faktor transenden antara ruh dan Sang Pencipta. Dengan iman yang kuat, maka ketaqwaan yang menjadi perisai utama mereka agar tetap tegar dalam perjuangan. Mereka meyakini janji-janji Alloh secara utuh dan sangat besar kerinduan mereka akan dekatnya janji tersebut. Mereka diilhami sebuah petunjuk akan berupa cahaya dan jalan yang lurus. Allah membimbing mereka dengan rahmat-Nya yang Maha Luas. Dengan bekal iman yang menyala kuat di hati mereka mendobrak pintu-pintu keraguan dan ketakutan di dalam jiwa mereka. Karena mereka tahu serta memahami bahwa semua perjuangan mereka akan bermuara pada ridha Allah dan surga-Nya. Kemudian Allah pun meneguhkan hati mereka agar tetap kokoh meniti jalan-Nya yang lurus. Itulah pemuda Islam sejati.
     Kedua, ”qaamuu” (mereka berdiri). Sebuah karakter perjuangan pemuda Islam yang merupakan bentuk ketidakrelaan mereka untuk duduk-duduk santai ditengah-tengah keterpurukan global pada waktu itu. Mereka tak menyempatkan dirinya untuk berleha-leha dalam berjuang, memperbanyak istirahat, atau sekadar berpangku tangan. Mereka selalu bangkit dan bangkit dari keterpurukan dan kefuturan yang melanda. Semangat juang mereka bagaikan batu karang raksasa yang tak kenal mengalah sekalipun pada akhirnya akan hilang ditelan masa. Mereka rela memenggal waktu tidur mereka untuk membeli mahar surga dari Tuhan-Nya. Mereka selalu menabur dan menebar semangat kebangkitan diantara mereka. Itulah pemuda Islam sejati.
     Ketiga, “qaaluu” (mereka berkata). Inilah karakter perjuangan pemuda Islam yang luar biasa. Pemuda Islam selalu deklaratif dalam perjuangan. Mereka tak segan-segan memproklamirkan kebenaran, sekalipun ketika berada di hadapan pemimpin yang zhalim sekalipun. Keimanan mereka akan taqdir begitu teguh dan tak goyah sedikitpun walau puluhan kilatan pedang terbelalak memandangi mereka. Mereka selalu revolusioner dalam memikirkan strategi-strategi kedepannya. Mereka tak mau bungkam menyuarakan hak Alloh yang tengah diabaikan. Mereka pun tak gentar atas ancaman-ancaman yang terlontar kepada mereka. Itulah pemuda Islam sejati.
    Demikianlah, mereka memang moyang teladan! Sang proklamator ulung pembela tauhid dan risalah para Rosul yang diutus kepada mereka.
Wahai pemuda Islam! Masihkah ada keraguan di hati kita untuk turut berestafeta berbaris mengikuti jejak mereka??? Jika hati kita berkata “Masih ragu” ketahuilah bahwa itu semata-mata adalah bisikan setan yang terhembus kedalam jiwamu.
     Katakanlah dengan tanpa ragu dan teruslah bergerak hingga Allah mewafatkan kita di jalan yang mulia ini dalam keadaan khusnul khotimah. Aamiin.

You Might Also Like

0 komentar: